Kompleks Pasar Tanah Abang merupakan salah satu objek sejarah di Ibukota. Mengutip buku 250 Tahun Pasar Tanah Abang yang diterbitkan PD Pasar Jaya pada 1982, Tanah Abang tidak terlepas dari sejarah Kota Jakarta. Memang sampai saat ini belum diketahui secara pasti asal nama Tanah Abang, karena belum ada sumber sejarah tertulis mengenai penemuan nama tersebut.
Nama Tanah Abang mulai disebut-sebut pada pertengahan abad ke-17, sehingga banyak orang memperkirakan nama itu berasal dari tentara Mataram yang menyerang VOC pada 1628.
Tentara Mataram, seperti dituliskan dalam sejarah, tidak hanya melancarkan serangan dari arah lautan, namun juga mengepung kota dari arah selatan. Tentara Mataram menggunakan Tanah Abang sebagai pangkalan perang mereka, karena konturnya yang berbukit-bukit dengan genangan rawa-rawa di sekitarnya, yang mengalir ke Kali Krukut. Kawasan itu bertanah merah, atau "abang" dalam bahasa Jawa. Diperkirakan dari sana nama itu muncul.Nama Tanah Abang mulai disebut-sebut pada pertengahan abad ke-17, sehingga banyak orang memperkirakan nama itu berasal dari tentara Mataram yang menyerang VOC pada 1628.
Pada tahun 1940 terjadi Peristiwa Chineezenmoord, pembantaian orang-orang China, perusakan harta benda, termasuk Pasar Tanah Abang diporak-porandakan dan dibakar. Pada tahun 1881, Pasar Tanah Abang kembali dibangun dan yang tadinya dibuka pada hari Sabtu, ditambah hari Rabu, sehingga Pasar Tanah Abang dibuka 2 kali seminggu. Bangunan Pasar pada mulanya sangat sederhana ,terdiri dari dinding bambu dan papan serta atap rumbia dari 229 papan dan 139 petak bambu.. Pasar Tanah Abang terus mengalami perbaikan hingga akhir abad ke-19 dan bagian lantainya mulai dikeraskan dengan pondasi adukan. Pada tahun 1913, Pasar Tanah Abang kembali diperbaiki. Pada tahun 1926 pemerintah Batavia membongkar Pasar Tanah Abang dan diganti bangunan permanen berupa tiga los panjang dari tembok dan papan serta beratap genteng, dengan kantor pasarnya berada di atas bangunan pasar mirip kandang burung. Pelataran parkir di depan pasar menjadi tempat parkir kuda-kuda penarik delman dan gerobak. Di situ tersedia kobakan air yang cukup besar, dan di seberang jalan ada toko yang khusus menjual dedak makanan kuda. Beberapa puluh meter dari toko dedak ada sebuah gang yang dikenal sebagai Gang Madat, tempat lokalisasi para pemadat. Pada zaman pendudukan Jepang, pasar ini hampir tidak berfungsi, dan menjadi tempat para gelandangan.
Pasar Tanah Abang semakin berkembang setelah dibangunnya Stasiun Tanah Abang. Ditempat tersebut mulai dibangun tempat-tempat seperti Masjid Al Makmur dan Klenteng Hok Tek Tjen Sien yang keduanya seusia dengan Pasar Tanah Abang. Pada tahun 1973, Pasar Tanah Abang diremajakan, diganti dengan 4 bangunan berlantai empat, dan sudah mengalami dua kali kebakaran, pertama tanggal 30 Desember 1978, Blok A di lantai tiga dan kedua menimpa Blok B tanggal 13 Agustus 1979. Pada tahun 1975 tercatat kiosnya ada 4.351 buah dengan 3.016 pedagang.
Setelah terjadi kebakaran pada tahun 2003, hampir seluruh kios-kios di pasar Tanah-abang hangus terbakar. Sisa bangunan yang masih berdiri tinggal Blok B, C dan D, sedangkan blok A sudah tidak layak pakai lagi langsung dirobohkan. Kemudian setahun kemudian menyusul Blok B, C, dan D yang pondasinya juga sudah tidak kuat lagi juga di robohkan. Ditempat inilah mulai didirikan Blok A yang selesai pada tahun 2005, dan Blok B yang selesai akhir tahun ini 2010. Pasar Blok A dan B ini sudah merupakan pasar modern yang menyerupai mal mal lain, full AC, parkir luas dan gedung bertingkat tinggi dengan mengedepankan faktor kenyamanan dan keamanan
Untuk mengetahui secara langsung maka penulis mewawancara salah seorang pedagang yang sudah lama menjajakan dagangannya di kawasan tanah abang ini.
Nama :
Umur :
Pekerjaan :
Alamat pekerjaan :
Wawancara dengan salah satu pedagang di Tanah abang di kutip sebagai berikut :
- Penulis : “Selamat siang pak.”
- Pedagang : “Selamat siang dik”
- Penulis : “Maaf pak menggangu,bisa wawancara sebentar.”
- Pedagang : “Oh iya dik silahkan”
- Penulis : “Baik pak,bapak ini sedang berjualan apa?”
- Pedagang: “Saya di sisi berjualan warung makan dik.”
- Penulis : “Sudah lama bapak berjualan di kawasan tanah abang ini?”
- Pedagang: “yaa.. lumayan lah dik ada sekitar sudah 5 tahun yang lalu.”
- Penulis: ”Bagaimana tanggapan bapak sebagai pedagang yang sudah lama berjualan di kawasan tanah abang ini tentang lingkungan di sini pak?”
- Pedagang: ”Maksud adik tentang jual-beli di kawasan ini?”
- Penulis: “iya pak,maksud saya seperti itu.”
- Pedagang: “Ohh,kalau di sisi ya dik yang namanya pedagang itu sebagian besar selalu ramai oleh pembeli,apa pun dagangan yang di jajajkannya selalu ramai dan di minati pembeli,tergantung bagai mana si penjual menawarkan barang dagangannya.”
- Penulis: “Begitu ya pak,lalu untuk lalu lintas di sini bagai mana pak?”
- Pedagang: “yaa untuk lalu lintas di sini adik tau sendiri lah,namanya juga Jakarta pasti macet apa lagi di sini sering banyak pembeli yang suka parkir seenaknya.”
- Penulis: “Apakah hal tersebut mempengaruhi proses berdagang bapak?”
- Pedagang: “yaa di bilang menggangu sih tidak,Cuma kadang suka tidak enak saja melihat kendaraan di sini macet,dan polusinya itu yang amat menggangu.”
- Penulis: “Lalu,kira-kira untung usaha bapak ini kebanyakan pembelinya berasal dari kalangan mana ya pak?”.
- Pedagang: “Ohh kalau dagangan saya ini macam-macam dik pembelinya,bisa dari kalangan mana saja,dari anak sekolahan,anak kuliahan seperti adik,para pegawai kantoran yang sedang instirahat makan siang,bahkan para pedagang di sekitar sii pun banyak yang kalau lagi jam makan siang di warung makan saya ini.”
- Penulis: “Lalu untuk pemasukannya pak?”
- Pedagang: “yaa.. kalau kata syahrini itu Alhamdulillah ya,hehehe.”
- Penulis: “Baik pak,kan pemerintah jakarta berencana untuk memberikan pajak bagi warung makan di daerah jakarta dan sekitarnya,nahh agaimana tanggapan bapak sebagai pengusaha warung makanan menanggapi rencana pemerintah dki jakarta tersebut?”
- Pedagang: “yaa kalau saya sih sangat tidak setuju dik,kan adik tau sendiri bbm saja skrg mau naik,jelas bahan-bahan pokok bakalan naik juga,dan pasti harga-harga makanan yang di jualkan pun bakalan naik,apa lagi nanti kalau sampai pedangan makanan seperti saya ini di wajib kan harus membayar pajak tersebut,pokoknya saya tidak setujulah.”
- Penulis: “lalu harapan bapak untuk kedepannya seperti apa pak?”
- Pedagang: “yaa harapan saya sih dik semua bahan-bahan pokok,bbm dan yang lainnya bisa murah lah,kita juga kan semua rakyat indpnesia ingin menikmati semuanya itu dengan harga yang terjangkau,alias murah,agar semua rakyat di negara kita ini bisa sejahtra semuanya.”
- Penulis: “ mungikin itu harapan kita semua ya pak.”
- Pedagang: “ iya dik.”
- Penulis: “Baik pak mungkin itu saja yang ingin saya wawancarai dengan bapak,maaf ya pak sudah menggangu bapak.”
- Pedagang: “Iya dik tidak apa-apa,saya juga senang bisa berbagi cerita sama adik.”
- Penulis: “Terima kasih ya pak.”
- Pedagang: “Sama-sama dik.”
Demikian hasil wawancara saya dengan salah satu pedagan makanan yang sudah lama berjualan di sekitar kawasan tanah abang.kesimpulan yang dapat penulis ambil adalah,banyak sekali kalanganan yang datang ke tanah abang,baik itu hanya untuk sekedar berjalan-jalan,melihat-hilat dagangan yang di jajakan oleh pedagang,bahkan yang ingin makan siang pun banyak pilihan makanan yang di jual dan datangdari berbagai kalangan,dan satu yang paling penting yang dapat penulis kutip adalah,kenaikan bbm akan sangat berpengaruh bagi seluruh aspek di negri ini,terutama di aspek perdagangan,mungkin itu saja yang dapat penulis sampaikan,atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.
kawan, karena kita sudah mulai memasuki mata kuliah softskill akan lebih baik jika blog ini disisipkan link Universitas Gunadarma yaitu www.gunadarma.ac.id yang merupakan identitas kita sebagai mahasiswa di Universitas Gunadarma juga sebagai salah satu kriteria penilaian mata kuliah soft skill.. terima kasih :)
BalasHapusguys..Yuk kita ikut lomba 10 kategori lomba khusus bagi mahasiswa Universitas Gunadarma. Edisi
BalasHapusDesember2012 ini diperuntukan bagi mahasiswa S1 dan D3. Tersedia 100 pemenang, atau 10 pemenang
untuk setiap kategori. link
http://studentsite.gunadarma.ac.id/news/news.php?stateid=shownews&idn=755
oh iya, kalian nggak mau ketinggalan kan untuk update terhadap berita studentsite dan baak , maka dari itu, yuk pasang RSS di Studentsite kalian.. untuk info lebih lanjut bagaimana cara memasang RSS , silahkan kunjungi link ini
http://hanum.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/folder/0.5
makasi :)